Menjadi 'Gila'
Jika Romeo dan Juliet rekaan William Shakespeare menjadi panutan kisah cinta sejati anak manusia, lain halnya kisah Layla dan Majnun. Konon kisah cinta Majnun yang artinya Si Gila (bahasa Arab) bukan sekadar fiksi belaka. Qays ibn al-Mulawwah ibn Muzahim, adalah seorang penyair di tanah Arab. Ia jatuh cinta pada Layla binti Mahdi ibn Sa'd (Layla Al-Aamiriya) yang masih berasal dari satu suku. Qays mulai menulis puisi-puisi indah untuk Layla. Ia pun melamar Layla, tapi ayah Layla menolak karena tidak sesuai dengan adat setempat. Tak lama Layla menikah dengan pria lain. Mendengar itu Qays patah hati berat dan mulai berjalan keliling padang pasir mencari-cari Layla. Ia menuliskan rasa cintanya di pasir dengan tongkat. Layla pindah ke Irak bersama suaminya, hingga akhirnya jatuh sakit dan meninggal dunia. Qays terpukul dan tak lama ia pun meninggal sekitar tahun 688 AD dekat makam Layla. 'Si Gila' ini sempat menuliskan tiga puisi terindahnya di sebuah batu dekat makam Layla. Perjuangan Majnum tersebar dari mulut ke mulut dan dituliskan dalam bentuk literatur di berbagai negara. Julukan bagi kisah cinta Majnum pada Layla adalah Virgin Love atau cinta yang tak pernah menyatu.
Mendirikan Keajaiban Dunia
Shah Jahan, Kaisar dinasti Mughal, India sangat kehilangan istri tercintanya Arjumand Banu Begum atau lebih dikenal sebagai Muntaz Mahal yang meninggal sangat melahirkan anak ke-14 mereka tahun 1631. Ia pun berjanji pada dirinya sendiri untuk mendirikan bangunan yang terindah di dunia untuk almarhumah istrinya di Agra. Selama 22 tahun hidupnya didedikasikan untuk menyempurnakan bangunan yang diberi nama Taj Mahal. Lebih dari 20,000 pekerja dikerahkan dari seluruh dunia. Tiga arsitek terbaik saat itu ia datangkan dari negeri Persia, Italia, dan Prancis. Seluruh bangunan tertutup batu permata, kristal, topaz, giok, dan batu alam lainnya. Bahkan hingga kini setiap matahari terbit yang menimpa Taj Mahal dipantulkan dengan kilauan indah ke segala penjuru. Tahun 1983 Taj Mahal dilindungi UNESCO sebagai World Heritage Site. Dan tahun 2007 menjadi salah satu tujuh keajaiban dunia versi baru.
Menyerahkan Tahta
Edward VIII (Edward Albert Christian George Andrew Patrick David) adalah pewaris tahta kerajaan Inggris, the Dominions of the British Commonwealth, dan Emperor of India, dari 20 Januari hingga 11 Desember 1936. Hanya beberapa bulan menjabat, ia mengalami tekanan dari pihak kerajaan karena ingin menikahi socialita Amerika Wallis Simpson, yang sudah pernah menikah dua kali. Alasannya, seorang janda tidak akan pernah bisa menjabat sebagai ratu dan menjadi panutan karena bertolak belakang dengan status Edward sebagai kepala gereja Inggris. Daripada memilih kedudukan dan harta, Edward memilih cinta. Ia menyerahkan tahta kepada adik laki-lakinya Albert yang kemudian bergelar George VI. Ia menjadi raja dengan masa kekuasaan terpendek di sejarah Inggris yaitu hanya 325 hari. Dan bahkan upacara penobatannya pun belum digelar.
Setelah pengunduran dirinya, ia bergelar Duke of Windsor. Menikah dengan Wallis Simpson, perempuan yang dibelanya, di Prancis 3 Juni 1937. Pasangan ini menghabiskan masa tua di Bahamas dan Prancis.
sumber
0 comments:
Post a Comment